Unika Atma Jaya Bergabung CSIRT, Perkuat Ketahanan Siber Nasiona


Cyber Protection 9

Cyber Protection

Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya menegaskan komitmennya dalam memperkuat ketahanan siber nasional dengan resmi bergabung dalam Pengukuhan Bersama Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Organisasi dan Sektoral Tahun 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di Auditorium Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati, Kantor BSSN Sawangan, Depok.

Acara pengukuhan ini menjadi bagian dari upaya BSSN membangun ekosistem ketahanan siber yang kuat dan kolaboratif di Indonesia. Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn.) Drs. Nugroho Sulistyo Budi, M.M., M.Han., menegaskan bahwa pembentukan TTIS/CSIRT merupakan amanat langsung Presiden Republik Indonesia dalam pidato kenegaraan pada 21 Oktober 2024. Pembentukan tim ini menjadi salah satu prioritas awal pemerintahan untuk memperkuat pertahanan siber nasional.

“Ancaman siber tidak selalu hadir secara nyata atau terlihat jelas. Pembentukan TTIS/CSIRT bukan sekadar respons terhadap regulasi, melainkan langkah strategis untuk membangun kesiapsiagaan jangka panjang di tengah meningkatnya kompleksitas ancaman digital. Ini bukan akhir, melainkan awal peran penting TTIS dalam menjaga ruang siber Indonesia agar tetap aman, tangguh, dan terpercaya,” ujar Nugroho.
 

Garda Terdepan Keamanan Siber

TTIS atau CSIRT berperan sebagai garda terdepan dalam mendeteksi, merespons, dan memitigasi ancaman serta insiden siber yang berpotensi menyerang sistem informasi. Dalam konteks pendidikan tinggi, keberadaan tim ini sangat vital untuk melindungi integritas dan keamanan data, khususnya dalam sistem akademik, riset, dan kolaborasi lintas institusi.

Pada kesempatan tersebut, BSSN mengukuhkan 43 tim TTIS/CSIRT yang terdiri dari:

  • 3 Tim TIS Sektoral
  • 10 Tim TIS Pemerintah Pusat
  • 6 Instansi Sektor Pembangunan Manusia
  • 24 Pemerintah Daerah

Unika Atma Jaya menjadi satu-satunya perguruan tinggi Katolik yang dikukuhkan dalam forum ini, sekaligus salah satu dari sedikit institusi pendidikan tinggi yang mendapat kepercayaan tersebut. Hal ini menandai komitmen universitas dalam membangun ekosistem kampus yang sadar akan pentingnya keamanan digital, sekaligus mendukung ketahanan siber nasional.

 
Langkah Strategis Melindungi Data Akademik dan Riset

Maria Magdalena Wahyuni Inderawati, Kepala Strategic Management Office sekaligus Ketua TTIS/CSIRT Unika Atma Jaya, hadir mewakili universitas pada pengukuhan tersebut. Menurutnya, pendirian TTIS/CSIRT merupakan bagian dari strategi jangka panjang kampus dalam memperkuat infrastruktur teknologi informasi.

“Pendirian CSIRT adalah langkah strategis untuk melindungi data penting, terutama pada aktivitas riset dan kolaborasi. Kami juga ingin membangun budaya literasi dan kesadaran keamanan siber di lingkungan akademik. Dalam proses ini, peran BSSN sangat krusial melalui pendampingan teknis dan pembinaan. Lebih dari sekadar kepatuhan regulatif, ini adalah komitmen kami untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang aman dan berkelanjutan di era digital,” jelas Maria.

Langkah ini tidak hanya fokus pada aspek teknis seperti proteksi jaringan dan sistem, tetapi juga pada pembentukan kesadaran kolektif di kalangan dosen, mahasiswa, dan staf terhadap pentingnya menjaga keamanan data.

 
Sinergi Pendidikan dan Lembaga Negara

Keterlibatan Unika Atma Jaya dalam program TTIS/CSIRT menunjukkan bahwa keamanan siber tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor pemerintahan atau industri teknologi, tetapi juga dunia pendidikan. Sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi, universitas memiliki peran strategis dalam membentuk sumber daya manusia yang melek digital dan paham akan pentingnya perlindungan data.

Sinergi ini menjadi krusial, terutama mengingat meningkatnya serangan siber yang menargetkan sektor pendidikan, mulai dari peretasan data mahasiswa, pencurian hasil penelitian, hingga serangan ransomware pada sistem administrasi akademik.

 
Perlindungan di Tengah Transformasi Digital

Era transformasi digital membawa banyak peluang, namun juga tantangan besar, terutama dari sisi keamanan informasi. Perguruan tinggi kini semakin bergantung pada sistem digital untuk mengelola kegiatan belajar-mengajar, riset, hingga administrasi kampus.

Dengan adanya TTIS/CSIRT, Unika Atma Jaya dapat secara proaktif mengantisipasi ancaman, melakukan deteksi dini, dan merespons insiden dengan cepat sehingga meminimalkan kerugian. Selain itu, universitas juga dapat meningkatkan kapasitas teknis tim IT internal melalui pelatihan dan pendampingan dari BSSN.

 
Membangun Budaya Keamanan Siber di Kampus

Salah satu misi penting dari pendirian TTIS/CSIRT Unika Atma Jaya adalah membangun budaya keamanan siber di lingkungan kampus. Ini mencakup:

  • Pelatihan Kesadaran Keamanan Siber bagi mahasiswa, dosen, dan staf administrasi.
  • Penguatan Protokol Keamanan Data untuk riset, publikasi, dan kerja sama internasional.
  • Penerapan Standar Keamanan Sistem yang sesuai regulasi nasional dan internasional.

Dengan langkah ini, Unika Atma Jaya berharap mampu menjadi contoh penerapan keamanan siber di lingkungan pendidikan yang tidak hanya memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga melindungi reputasi akademik dan integritas penelitian.

 
Menuju Ruang Digital Nasional yang Aman

Partisipasi Unika Atma Jaya dalam TTIS/CSIRT menjadi bukti nyata peran aktif perguruan tinggi dalam mendukung keamanan ruang digital nasional. Kolaborasi antara BSSN dan institusi pendidikan diharapkan mampu menciptakan ekosistem digital yang aman, inklusif, dan berkelanjutan.

Dengan komitmen ini, Unika Atma Jaya tidak hanya berperan sebagai penyedia pendidikan berkualitas, tetapi juga sebagai penjaga keamanan data dan informasi di era digital. Upaya ini sejalan dengan misi nasional untuk memperkuat pertahanan siber, melindungi masyarakat dari ancaman digital, dan mendukung transformasi digital Indonesia yang bertanggung jawab.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait