Pentingnya Perusahaan Lakukan Investasi Infrastruktur Digital
- Balqis Alyamayadita Rahman
- •
- 11 Nov 2021 09.25 WIB
Hadirnya pandemi Covid-19 memberikan dampak yang berkepanjangan bagi aktivitas masyarakat dalam berbagai sektor. Salah satu sektor yang terkena dampak adalah sektor ekonomi, terutama perusahaan penyedian konten karena cara kerja bisnis yang harus berubah.
Selain itu, era revolusi industri 4.0 juga menjadikan masyarakat dan ekonomi modern sangat bergantung pada layanan digital. Akan tetapi, adopsi teknologi oleh perusahaan masih termasuk lambat. Oleh karena itu, pengetahuan tentang tempat dan waktu untuk berinvestasi dalam infrastruktur IT pada sebuah bisnis dinilai sangat penting.
Melansir dari Technative, terdapat beberapa alasan pentingnya untuk melakukan investasi pada infrastruktur digital. Pertama, adalah investasi, di mana PwC 2017 Globlal Digital IQ Survei di UK, perusahaan melakukan investasi tahunan hingga 15% dari pendapatan dalam teknologi digital.
Presentase tersebut menunjukkan adanya kesadaran bisnis mengenai perlunya pindah ke model bisnis digital menggunakan infrastruktur IT untuk menciptakan sebuah platform yang lebih kuat. Akan tetapi, biaya harus diperhatikan supaya tidak menghabiskan banyak biaya untuk pengelolaan IT dan tidak menggunakannya untuk menghasilkan sebuah bisnis. Hal tersebut menyebabkan krisis organisasi kekurangan dana dan tidak dapat bersaing dalam perlombaan digital.
Alasan yang kedua adalah perlindungan sistem. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melaporkan sejumlah lebih dari 1 miliar anomali trafik yang dapat dikategorikan sebagai serangan siber dalam kurun waktu Januari hingga September 2021. Hal tersebut mengharuskan perusahaan untuk memahami pentingnya keamanan untuk IT. Melalui pendekatan tersebut, keamanan yang berfokus pada perimeter untuk menanamkan inti jaringan menjadi penting. Hal tersebut berguna untuk menggunakan model probabilitas dalam mengurangi serangan siber.
Alasan yang ketiga adalah perubahan budaya. Beberapa perusahaan bisnis sekarang melihat transformasi digital sebagai prioritas utama untuk bertahan hidup dalam lima tahun ke depan. Sebuah penelitian dari SAP juga menemukan hal tersebut berlaku untuk 84% perusahaan di dunia.
Alasan yang terakhir adalah pemanfaatan cloud computing. Sebuah studi di Telstra menemukan sebesar 61% bisnis mencoba untuk memasuki pasar baru. Namun penerapan teknologi baru menjadu yang utama karena terdapat hambatan teknologi dan platform jaringan yang kurang fleksibel.
Jika dibandingkan dengan penggunaan server on premise, sistem cloud lebih tepat digunakan untuk mengatasi masalah fleksibilitias. Menggunakan layanan cloud, banyak yang bisa dicapai oleh bisnis yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan oleh server on premise. Salah satu layanan cloud yang bisa digunakan adalah Huawei Cloud yang merupakan raksasa teknologi dari Cina.
Huawei Cloud menyediakan layanan cloud computing berupa IaaS (infrastructure-as-a-service), PaaS (platform-as-a-service), dan SaaS (software-as-a-service). Pelaku bisnis dapat melakukan penghematan yang signifikan dengan penggunaan layanan cloud computing dari Huawei Cloud. Pengubahan capital expenditure (capex) menjadi operational expenditure (opex) mudah dilakukan yang artinya bisnis tidak perlu lagi investasi server mahal untuk membangun sistem, tetapi bisa membayar bulanan seperti biaya operasional.
Huawei Cloud juga memberikan kemudahan untuk konfigurasi server, terutama dalam hal scale up ataupun scale down sehingga pebisnis bisa menghemat biaya dengan hanya menambah server hanya dalam keadaan tinggi traffic saja, tidak untuk sehari-hari.
Tidak hanya itu, layanan cloud computing dari Huawei Cloud juga dapat dipilih oleh perusahaan untuk mengembangkan sistem internal dan eksternal perusahaan. Perusahaan bisa dengan mudah mencoba teknologi baru yang cocok untuk sistem perusahaan supaya lebih efisien dan maju dengan berbagai macam layanan, seperti database, big data, machine learning, dan artificial intelligence (AI).
Guna menjangkau dan menghubungkan dunia, Huawei Cloud terus memperluas pusat data globalnya. Huawei Cloud sudah mengoperasikan sejumlah 61 Availabillity Zones (AZs) di 27 wilayah geografis seluruh dunia pada September 2021. Melihat perkembangan Huawei Cloud yang sangat cepat maka akan hadir lebih banyak AZ baru yang tersebar di lebih banyak negara.