Meta dan UMG Perpanjang Kesepakatan Lisensi Musik
- Abd. Rofik Budin
- •
- 14 Agt 2024 17.03 WIB
Meta dan Universal Music Group (UMG) baru saja mengumumkan perpanjangan perjanjian lisensi musik multi-tahun mereka. Kesepakatan ini memungkinkan pengguna untuk berbagi lagu-lagu dari katalog UMG di berbagai platform Meta, seperti Facebook, Instagram, Horizon, Threads, dan WhatsApp, tanpa khawatir melanggar hak cipta. Perjanjian ini menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa musik dari UMG dapat diakses dengan lebih luas oleh pengguna media sosial, sekaligus melindungi hak-hak cipta dari para pencipta asli.
Salah satu aspek paling penting dari perjanjian baru ini adalah fokus pada penanganan "konten yang dihasilkan oleh AI yang tidak sah." Istilah ini merujuk pada lagu-lagu yang dihasilkan atau diambil oleh sistem AI tanpa izin dari pencipta aslinya. Hal ini menjadi isu penting mengingat para artis dan penulis lagu semakin sering menghadapi masalah terkait pemalsuan dan penggunaan karya mereka oleh perusahaan AI untuk melatih model-model mereka. Dalam konteks ini, kedua perusahaan ini menegaskan komitmen mereka untuk melindungi hak-hak para artis dan penulis lagu dari ancaman yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi AI.
Michael Nash, Chief Digital Officer dan Wakil Presiden Eksekutif di UMG, menyatakan harapannya untuk terus bekerja sama dengan Meta dalam mengatasi masalah konten yang dihasilkan oleh AI yang tidak sah. Menurutnya, langkah ini penting untuk memastikan bahwa hak-hak para artis dan penulis lagu tetap terlindungi baik saat ini maupun di masa depan.
Kemitraan ini terjadi setelah adanya ketegangan antara TikTok dan UMG awal tahun ini, ketika katalog musik UMG sempat dihapus dari platform video pendek tersebut. Pada bulan Februari, UMG merilis pernyataan yang menyoroti kekhawatiran mereka terkait AI dan keamanan online di TikTok. Namun, kedua perusahaan ini akhirnya mencapai kesepakatan pada bulan Mei, yang memungkinkan musik dari artis terkenal seperti Billie Eilish dan Taylor Swift kembali hadir di TikTok.
Perpanjangan perjanjian antara Meta dan UMG juga muncul di tengah meningkatnya tekanan hukum terkait penggunaan AI dalam industri musik. Misalnya, Asosiasi Industri Rekaman Amerika (RIAA), yang mewakili UMG dan label besar lainnya, telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan rintisan Udio dan Suno, yang diduga menggunakan musik berhak cipta untuk melatih model AI mereka. Kedua perusahaan tersebut mengklaim bahwa tindakan mereka sah di bawah konsep penggunaan wajar, namun UMG dan RIAA tetap menentang keras praktik tersebut.
Meta, di sisi lain, mengklaim bahwa mereka mengambil pendekatan yang etis dalam mengembangkan dan menggunakan teknologi AI untuk musik. Perusahaan ini hanya merilis model AI generatif seperti AudioCraft, MusicGen, dan Jasco yang dilatih menggunakan musik yang dimiliki atau dilisensikan secara khusus oleh Meta. Meskipun demikian, Meta juga mengakui bahwa model seperti AudioCraft dapat disalahgunakan untuk membuat pemalsuan suara, yang menjadi perhatian tersendiri dalam industri.
Yang menarik, perjanjian baru ini juga membawa beberapa fitur baru untuk pengguna. Misalnya, untuk pertama kalinya, pengguna WhatsApp dapat berbagi musik berlisensi dari UMG langsung di dalam aplikasi pesan instan tersebut. Hal ini juga berlaku untuk Threads, aplikasi jejaring sosial milik Meta yang bersaing dengan Twitter (sekarang dikenal sebagai X). Perkembangan ini menunjukkan betapa pentingnya peran media sosial dalam distribusi musik, sekaligus memperluas jangkauan musik berlisensi ke lebih banyak platform.
Kemitraan antara Meta dan UMG dimulai pada tahun 2017, ketika UMG menjadi perusahaan musik besar pertama yang mengizinkan pengguna Facebook untuk mengunggah dan berbagi video yang menampilkan lagu-lagu dari katalog musiknya. Perpanjangan perjanjian ini menunjukkan bahwa hubungan antara perusahaan teknologi besar dan industri musik terus berkembang, dengan fokus yang lebih besar pada perlindungan hak cipta di era digital yang semakin kompleks.
Dengan perjanjian ini, Meta dan UMG tidak hanya memperkuat kolaborasi mereka, tetapi juga menunjukkan komitmen untuk mengatasi tantangan-tantangan baru yang muncul dari perkembangan teknologi, terutama dalam hal AI dan hak cipta. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi industri musik, khususnya dalam hal perlindungan hak-hak cipta dan akses yang lebih luas ke musik bagi pengguna di seluruh dunia.