Cybersecurity Berperan Penting untuk Making Indonesia 4.0
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 09 Feb 2022 11.48 WIB
Indonesia saat ini telah memasuki era revolusi industri 4.0 dan didukung dengan perkembangan transformasi digital yang pesat. Teknologi yang dikembangkan pun beragam, mulai dari internet of things (IoT) hingga artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Pemerintah Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini telah membuat peta jalan Making Indonesia 4.0 yang berfokus pada tujuh sektor yang akan didorong pengembangannya untuk industri 4.0.
Berkaitan dengan Making Indonesia 4.0 yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada tahun 2018 lalu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kemudian menghadirkan penilaian INDI 4.0 untuk menilai kesiapan perusahaan atau industri di tujuh bidang prioritas dalam mengimplementasikan teknologi industri 4.0.
“Adanya Making Indonesia 4.0 serta regulasi yang mendukung untuk mendorong transformasi digital diharapkan dapat memperkuat peran sektor industri dalam industri 4.0. Salah satu pilar penilaian INDI 4.0 adalah teknologi, dan didalamnya cybersecurity menjadi bagian dari kesiapan industri 4.0,” jelas Kepala POPTIKJI Kemenperin Heru Sutanto, Rabu (9/2/2022).
Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri (POPTIKJI) Kemenperin Heru Sutanto melalui webinar bertajuk ‘Advanced Security in Industry 4.0 Era’ yang merupakan bagian dari rangkaian acara CyberHub Fest 2022 pun menyampaikan, bahwa cybersecurity menjadi bagian penting dari implementasi industri 4.0 di Indonesia.
Melalui paparan materinya, Heru menuturkan bahwa keamanan siber industri di Indonesia diharapkan telah memasuki level 4 dalam INDI 4.0, yang dibuktikan dengan adanya asesmen terhadap keamanan informasi teknologi (IT) serta sertifikasi seperti ISO 27001.
“Mendukung pentingnya keamanan siber bagi industri 4.0, kami juga mendorong pendampingan industri 4.0 dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Adanya pendampingan ini diharapkan dapat membantu industri dalam melakukan evaluasi cybersecurity,” kata Heru.
Sementara Direktur Keamanan Siber dan Sandi Industri Badan Siber dan Sandi negara (BSSN) Intan Rahayu menyampaikan, bahwa pihaknya juga terus membantu untuk mendorong implementasi Making Indonesia 4.0.
Menurut Intan, hal ini dikarenakan sektor industri perlu diangkat, dan nantinya akan menjadi salah satu infrastruktur vital nasional dengan dukungan industri 4.0. Penerapan teknologi digital yang perlu dilakukan karena adanya revolusi industri ini pun, kemudian juga meningkatkan potensi serangan siber bagi industri.
“Potensi ancaman siber cukup besar pada era industri 4.0 saat ini. Serangan yang dilakukan pun tidak hanya menyasar pada information technology (IT) tetapi juga operation technology (OT) yang merupakan komunikasi antar mesin, dan dapat mengganggu produksi industri,” jelas Intan.
Intan melanjutkan, bahwa industri manufaktur sendiri menjadi target utama dari serangan siber, yang diantaranya dilakukan dengan pencurian properti intelektual, serangan pada IoT, rantai produksi, hingga ransomware dan malware.
Tren serangan siber yang timbul ini pun seiring dengan semangat transformasi digital yang tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, BSSN kemudian mendukung penguatan cybersecurity industri melalui pilar teknologi pada INDI 4.0.
“Peran keamanan siber dan sandi sektor industri dalam mendukung Making Indonesia 4.0 dilakukan antara lain melalui peningkatan kapabilitas, kesiapan menghadapi insiden, persiapan regulasi dan standar, peningkatan keamanan stakeholder, serta pengembangan teknologi,” pungkas Intan.