BSSN Temukan 3 'Malware' Tersembunyi, Masyarakat Diminta Waspada
- Rita Puspita Sari
- •
- 12 Feb 2024 13.59 WIB
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat terkait dengan penyebaran sejumlah perangkat lunak jahat (malware) yang diduga berupaya memanipulasi proses pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Menurut BSSN, mereka telah mengidentifikasi 3 jenis malware yang diduga terkait dengan upaya mengacaukan Pemilu 2024. "Mari tingkatkan kewaspadaan kita bersama, menjaga ruang siber Indonesia untuk keamanan diri dan orang-orang yang kita cintai," tulis BSSN RI dalam pernyataan resmi, Sabtu, 10 Februari 2024, seperti yang dikutip dari Kompas TV.
BSSN menjelaskan bahwa ketiga perangkat lunak jahat tersebut ditemukan tersebar dalam bentuk program dengan ekstensi aplikasi (.apk). Berikut adalah daftar ketiga perangkat lunak jahat beserta informasi tambahan yang disediakan oleh BSSN:
- CEK DATA PEMILIHAN UMUM 2024.APK (b3ea6e4e33c83998d95145b18c2fb6b6) dengan waktu pembuatan 2024-01-31 Pukul 11:51:26.
- Daftar Pemilu 2024.APK (b3ac745e8386a5d1c79b9f27bb196f34) dengan waktu pembuatan 2023-07-08 Pukul 13:35:30.
- Simulasi Pemilu Pilpres2024.txt.APK (21487a0c8882a1de3ac74a81598fa912) dengan waktu pembuatan 2024-01-28 Pukul 23:13:08.
BSSN menegaskan bahwa keberadaan ketiga perangkat lunak jahat tersebut merupakan ancaman serius terhadap keamanan dan privasi pengguna. Menurut BSSN, modus operandi perangkat lunak jahat tersebut adalah dengan mencuri informasi dan kredensial dari perangkat yang terinfeksi. Cara kerja perangkat lunak jahat ini, menurut BSSN, menyerupai modus yang pernah terjadi sebelumnya, yaitu melalui penyebaran malware dengan kedok undangan pernikahan melalui pesan WhatsApp.
Masa kampanye Pemilu dan Pilpres 2024 telah berakhir pada 10 Februari 2024, dan tahapan selanjutnya adalah masa tenang yang berlangsung dari 11 hingga 13 Februari 2024. Proses pemungutan suara akan dilanjutkan dengan penghitungan yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
Ancaman Terhadap Keamanan Siber
Ketika Indonesia bersiap untuk melaksanakan proses demokrasi melalui Pemilu dan Pilpres, ancaman terhadap keamanan siber menjadi salah satu perhatian utama. Dengan semakin canggihnya teknologi, serangan melalui dunia maya menjadi semakin serius dan rumit.
Dalam kasus yang dilaporkan oleh BSSN, perangkat lunak jahat tersebut mencoba memanfaatkan momen penting seperti Pemilu dan Pilpres untuk menyebarkan malware dan mencuri data pengguna. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan dan kewaspadaan perlu ditingkatkan oleh masyarakat secara menyeluruh.
Pentingnya Kewaspadaan
Perlu diketahui Malware merupakan singkatan dari malicious software, artinya, program yang diciptakan khusus untuk menyusup ke dalam sebuah sistem tanpa sepengetahuan pemiliknya dan bertahan di sana untuk jangka waktu tertentu. Biasanya, malware menyamar sebagai program yang tidak berbahaya untuk mengelabui pengguna.
Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman siber, terutama dalam hal ini, terhadap penyebaran malware yang berkedok sebagai aplikasi terkait Pemilu dan Pilpres. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko termasuk:
- Menjaga Keamanan Perangkat : Pastikan perangkat lunak keamanan (antivirus, firewall, dll.) selalu diperbarui dan aktif. Selain itu, hindari mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya.
- Memperhatikan Tautan dan Lampiran : Hindari mengklik tautan atau membuka lampiran dari sumber yang tidak dikenal atau mencurigakan.
- Pendidikan dan Kesadaran Digital : Tingkatkan pemahaman tentang ancaman siber dan praktik keamanan digital di antara masyarakat luas, termasuk cara mengenali dan menghindari malware.
- Melaporkan Aktivitas Mencurigakan : Jika mengalami kejadian atau melihat aktivitas yang mencurigakan di dunia maya, segera laporkan kepada otoritas terkait atau platform yang bersangkutan.
Peran BSSN dan Otoritas Terkait
Dalam menanggapi ancaman ini, peran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjadi sangat penting. BSSN bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatasi ancaman keamanan siber di Indonesia. Langkah-langkah yang diambil oleh BSSN, seperti identifikasi dan publikasi informasi terkait malware, merupakan langkah awal yang penting dalam melindungi masyarakat dari serangan siber.
Selain BSSN, kerjasama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan masyarakat umum juga diperlukan untuk mengatasi ancaman siber secara efektif. Kolaborasi lintas sektor ini memungkinkan pertukaran informasi yang lebih baik dan koordinasi dalam menanggapi serangan siber yang semakin kompleks dan merugikan.
Ancaman terhadap keamanan siber selalu menjadi tantangan yang serius, terutama dalam konteks pelaksanaan proses demokrasi seperti Pemilu dan Pilpres. Penyebaran malware dengan kedok sebagai aplikasi terkait Pemilu dan Pilpres menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang tidak bermoral.
Dalam menghadapi ancaman ini, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan pemahaman tentang praktik keamanan siber. Selain itu, dukungan dan langkah-langkah yang diambil oleh lembaga seperti BSSN sangatlah penting dalam melindungi keamanan dan privasi masyarakat dari serangan siber yang terus berkembang dan semakin kompleks.