BRI dan BTN Tingkatkan Capex IT untuk Antisipasi Serangan Siber
- Rita Puspita Sari
- •
- 13 Jan 2024 08.00 WIB
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menaikkan belanja modal (capex) untuk teknologi informasi (IT) pada tahun 2024 sebagai langkah antisipasi terhadap ancaman serangan siber yang semakin meningkat. Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M Nugraha, menyatakan bahwa peningkatan capex IT tersebut akan digunakan untuk meningkatkan resiliensi, keamanan informasi, serta kapabilitas dan kapasitas sistem.
BRI juga mengalokasikan sebagian anggaran untuk riset dan kajian mengenai new business capabilities, yang diarahkan untuk meningkatkan pelayanan finansial kepada nasabah perorangan dan non-perorangan. Transformasi digital BRI fokus pada peningkatan resiliensi, kapasitas komputasi, aksesibilitas layanan finansial, dan penggunaan kecerdasan buatan serta machine learning dalam transaksi.
Sementara itu, Bank Tabungan Negara (BTN) menyiapkan dana capex IT sekitar Rp900 miliar pada tahun 2024, mengalami kenaikan sekitar 40%-50% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut seiring dengan upaya BTN dalam memperkuat keamanan siber (cyber security). BTN telah melakukan berbagai langkah, seperti peningkatan pengamanan informasi, penerapan teknologi terkini, pelaksanaan drill test, dan sosialisasi kepada internal serta nasabah untuk menjaga keamanan data, dilansir dari Tekno Tempo.
Sektor perbankan memang menjadi target serangan siber yang rentan. Data menunjukkan bahwa sektor jasa keuangan, termasuk perbankan, menerima 1.131 serangan siber setiap pekan. Oleh karena itu, langkah-langkah penguatan keamanan siber menjadi kunci dalam menjaga integritas data dan kepercayaan nasabah.
Serangan siber terhadap sektor perbankan dapat memiliki dampak serius, seperti yang terjadi pada PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) tahun lalu. Perusahaan keamanan siber Kaspersky memperkirakan tren serangan siber pada tahun 2024 akan didorong oleh kecerdasan buatan / Artificial Intelligence dan peniruan saluran komunikasi sah. Selain itu, prediksi mencakup peningkatan serangan pada sistem pembayaran langsung dan eksploitasi trojan mobile banking.
Salah satu bentuk serangan siber ini dijalankan oleh kelompok Grandoreiro yang telah berekspansi ke luar negeri, bahkan menargetkan lebih dari 900 bank di 40 negara. Tren lainnya pada 2024 adalah meningkatnya paket backdoor open source. Penjahat siber akan mengeksploitasi kerentanan dalam software open source yang banyak digunakan, sehingga membahayakan keamanan dan berpotensi menyebabkan pelanggaran data dan kerugian finansial.
Inisiatif BRI dan BTN dalam meningkatkan capex IT menunjukkan keseriusan industri perbankan dalam menghadapi tantangan serangan siber yang semakin kompleks. Keamanan siber menjadi fokus utama agar layanan finansial dapat tetap berjalan lancar dan keamanan nasabah terjaga.