Serangan Siber Mengintai Pabrik: Ancaman Baru Manufaktur Modern
- Rita Puspita Sari
- •
- 28 Nov 2025 21.58 WIB
Ilustrasi Industri Manufaktur
Industri manufaktur sedang memasuki babak baru, di mana teknologi bukan lagi sekadar penunjang, melainkan fondasi utama dalam menjalankan operasional. Sistem kontrol industri (ICS), Internet of Things (IoT), robot otomatisasi, hingga teknologi operasional (OT) digunakan untuk mempercepat produksi, meningkatkan efisiensi, dan meminimalkan kesalahan. Namun, di balik semua kemudahan dan keuntungan tersebut, tersembunyi ancaman besar yang kini semakin menjadi sorotan global — serangan siber di sektor manufaktur.
Teknologi digital yang semakin mendominasi lingkungan pabrik modern secara otomatis memperluas permukaan serangan (attack surface). Ketika semakin banyak perangkat dan sistem saling terhubung, semakin banyak pula celah yang berpotensi dimanfaatkan penjahat dunia maya. Laporan IBM Cost of a Data Breach 2024 mencatat bahwa rata-rata total biaya insiden kebocoran data di industri mencapai USD 5,56 juta, meningkat 18% dibandingkan tahun sebelumnya. Lonjakan ini menandakan bahwa serangan siber bukan hanya semakin sering terjadi, tetapi juga semakin merugikan.
Para pelaku kejahatan siber tahu betul nilai informasi yang tersimpan dalam sistem kontrol industri: data produksi, formula produk, desain teknologi eksklusif, serta detail rantai pasokan. Selain itu, gangguan pada operasional manufaktur bahkan dalam hitungan jam bisa menyebabkan kerugian besar. Di sinilah alasan utama mengapa industri manufaktur menjadi target yang begitu menggiurkan.
Serangan Siber dalam Manufaktur: Ancaman Nyata yang Tidak Bisa Dianggap Remeh
Biaya kebocoran data di sektor industri disebut 13% lebih tinggi daripada rata-rata global. Selain itu, sektor ini mencatat lonjakan biaya insiden tertinggi dibanding industri lain — naik sekitar USD 830.000 per pelanggaran dalam satu tahun terakhir. Satu fakta mencengangkan: produsen otomotif rata-rata kehilangan USD 22.000 per menit ketika lini produksi terhenti. Artinya, downtime bukan sekadar masalah teknis, tetapi ancaman langsung terhadap keberlangsungan bisnis.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, waktu penanganan insiden di industri manufaktur masih lambat: 199 hari untuk mengidentifikasi pelanggaran dan 73 hari untuk menahannya. Selama periode itu, penyerang bisa mencuri data, melakukan sabotase, atau mempelajari celah lebih dalam.
Berikut adalah jenis serangan siber yang paling banyak menghantui sektor manufaktur:
-
Serangan Ransomware — Ancaman Paling Menghancurkan
Ransomware menjadi bencana besar di lingkungan pabrik modern. Pada tahun 2022, serangan ransomware terhadap sistem kontrol industri dilaporkan melonjak dua kali lipat. Ransomware dapat menghentikan seluruh proses produksi hingga perusahaan membayar tebusan.Dampaknya sangat luas:
- produksi berhenti
- keterlambatan pengiriman
- kekacauan rantai pasokan
- hilangnya kepercayaan pelanggan
- kerusakan nama baik perusahaan
Dalam banyak kasus, meskipun tebusan dibayar, data tetap tidak dipulihkan sepenuhnya.
-
Pencurian Kekayaan Intelektual — Ancaman bagi Inovasi
Perusahaan manufaktur menginvestasikan banyak waktu dan uang untuk penelitian dan pengembangan produk. Tidak heran, pelaku siber menargetkan desain engineer, cetak biru mesin, resep bahan, hingga strategi bisnis.Pencurian kekayaan intelektual dapat berlangsung diam-diam selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Akibat jangka panjangnya sangat berbahaya, seperti:
- pesaing bisa menguasai pasar dengan teknologi curian
- hilangnya inovasi sendiri
- menurunnya keunggulan kompetitif secara drastis
-
Serangan Supply Chain — Efek Domino yang Merusak
Industri manufaktur sangat bergantung pada rantai pasokan yang panjang dan kompleks. Ketika satu pemasok memiliki pertahanan siber yang lebih lemah, penyerang dapat menggunakannya sebagai “jalan masuk” ke sistem utama produsen tanpa harus menyerang langsung.Celah kecil pada satu pemasok dapat:
- menghentikan seluruh jalur produksi
- merusak kolaborasi bisnis
- menciptakan krisis logistik internasional
Inilah mengapa serangan rantai pasokan dianggap salah satu ancaman paling sulit diantisipasi.
-
Kerentanan IoT dan Digitalisasi
Perangkat IoT dalam pabrik berfungsi untuk pemantauan, otomasi, dan analitik real-time. Namun jika konfigurasi keamanannya lemah, perangkat ini dapat menjadi pintu masuk serangan.Kombinasi IT (teknologi informasi) dan OT (teknologi operasional) menciptakan tantangan besar. Ketika salah satu sistem diakses penjahat, mereka dapat berpindah ke sistem lain dan mengganggu operasional skala besar dengan cepat.
Langkah-Langkah Penting untuk Mencegah Serangan Siber di Manufaktur
Ancaman siber di industri manufaktur tidak bisa dicegah hanya dengan satu solusi. Dibutuhkan pendekatan holistik, terencana, dan berkelanjutan. Beberapa langkah strategis yang sangat direkomendasikan adalah:
-
Menerapkan kebijakan keamanan siber yang ketat
Setiap perusahaan manufaktur harus memiliki kerangka keamanan yang kuat, mencakup:- kontrol akses berbasis peran
- audit keamanan berkala
- rencana respons insiden yang siap diterapkan
Pelatihan pegawai wajib dilakukan terus-menerus. Fakta menunjukkan sebagian besar pelanggaran terjadi akibat kesalahan manusia seperti:
- mengklik tautan phishing
- membuka lampiran mencurigakan
- salah menangani data penting
-
Pembaruan perangkat IoT dan firmware
Perangkat IoT tidak selalu dilengkapi sistem keamanan kuat sejak awal. Oleh karena itu:- firmware harus diperbarui secara berkala
- perangkat harus dikonfigurasi dengan aman
- pemantauan 24/7 sangat diperlukan
IoT yang tidak diperbarui adalah “pintu terbuka” bagi penyerang.
-
Segmentasi jaringan dan air-gapping
Segmentasi membantu mencegah penyerang berpindah antar sistem internal jika satu perangkat berhasil diretas.Untuk sistem kritis tertentu, air-gapping atau pemisahan total dari jaringan luar dapat memberikan perlindungan maksimal.
-
Investasi teknologi deteksi ancaman canggih
Teknologi SIEM (Security Information and Event Management) mampu:- memantau kegiatan jaringan secara real-time
- mengenali pola ancaman
- memberikan peringatan otomatis untuk penyelidikan
Selain itu, proactive threat hunting dapat menemukan kelemahan sebelum dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab.
- Backup dan rencana pemulihan bencana
Data dan sistem harus dicadangkan secara aman di lokasi terpisah dengan enkripsi penuh. Cadangan harus diuji secara berkala agar proses pemulihan berjalan cepat saat dibutuhkan.Backup yang baik memastikan perusahaan tidak perlu membayar tebusan ransomware untuk pulih.
Studi Kasus: ANDRITZ — Transformasi Keamanan Siber yang Sukses
Pada awal 2020, perusahaan penyedia pabrik industri global ANDRITZ mulai mengalami peningkatan signifikan pada insiden keamanan siber. Dengan lebih dari 280 lokasi di seluruh dunia, ribuan pegawai remote, dan banyak kontraktor pihak ketiga, area serangan perusahaan sangat luas.
Untuk memperkuat pertahanannya, ANDRITZ mengadopsi IBM Security QRadar on Cloud sebagai solusi SIEM berbasis SaaS. Teknologi ini memungkinkan SOC (Security Operations Center) internal fokus pada deteksi ancaman dan penanganan insiden, sementara tim IBM mengelola infrastruktur 24/7.
QRadar mengumpulkan log dari berbagai sumber — endpoint, jaringan, data aset, kerentanan, dan lainnya — lalu menggabungkannya dalam analitik yang memberikan gambaran keamanan secara menyeluruh.
Hasilnya?
- dalam waktu kurang dari enam bulan, ANDRITZ telah memiliki sistem keamanan terpadu
- SOC dapat merespons ancaman lebih cepat
- insiden yang sebelumnya luput kini dapat terdeteksi lebih awal
Studi kasus ini membuktikan bahwa investasi pada keamanan siber bukan biaya — melainkan penyelamat bisnis.
Manfaat Besar, Risiko Besar dan Perlu Strategi yang Seimbang
Transformasi digital telah membawa industri manufaktur ke tingkat produktivitas dan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, kemajuan tersebut juga menciptakan lanskap ancaman siber yang semakin luas dan kompleks. Sistem yang saling terhubung menjadikan pelaku siber semakin mudah mengeksploitasi celah sekecil apa pun, dengan dampak yang dapat menghentikan produksi, merusak rantai pasokan, dan menyebabkan kerugian finansial yang sangat besar.
Ransomware, pencurian kekayaan intelektual, hingga serangan supply chain membuktikan bahwa sektor manufaktur kini menjadi target paling menggiurkan bagi penjahat cyber. Dalam situasi ini, perusahaan tidak bisa lagi bergantung pada perlindungan standar. Keamanan siber harus menjadi strategi inti bisnis, bukan sekadar proyek sementara.
Pada akhirnya, masa depan industri manufaktur hanya dapat berjalan dengan stabil jika inovasi dan keamanan berjalan seimbang. Perusahaan yang menempatkan keamanan siber sebagai prioritas utama akan memiliki resiliensi tinggi, mempertahankan kepercayaan pelanggan, serta meraih keunggulan kompetitif di era digital. Keamanan bukan penghambat, melainkan fondasi keberlanjutan industri modern.
