Perkuat Keamanan Siber, Kominfo Libatkan AFDI & Ahli Cyber
- Rita Puspita Sari
- •
- 20 Jul 2024 17.07 WIB
Dalam era digital yang semakin maju, keamanan siber menjadi isu yang sangat krusial bagi kedaulatan bangsa. Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak untuk memperkuat postur keamanan siber nasional dengan memanfaatkan teknologi terkini. Pada kesempatan Seminar dan Musyawarah Nasional Asosiasi Forensik Digital Indonesia (AFDI) di Jakarta Pusat, Menteri Budi Arie mengajak AFDI untuk lebih aktif dalam pengembangan kebijakan dan peningkatan keamanan siber di Indonesia.
"Soal keamanan siber memang menjadi isu krusial kita, hari ini dan ke depan pasti akan lebih dibutuhkan di tengah kemajuan transformasi digital Indonesia", ungkap Menteri Budi Arie. Serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya menjadi pelajaran berharga yang menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keamanan siber.
Menteri Budi Arie menyarankan agar AFDI tidak hanya berperan dalam pengembangan kebijakan forensik digital, tetapi juga bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk membentuk Tim Incident Response. Tim ini akan berisi praktisi dan ahli forensik digital yang akan memberikan opini kedua atau hasil forensik digital yang akurat.
Menkominfo menggarisbawahi pentingnya audit forensik untuk mengidentifikasi akar penyebab insiden siber. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam proses audit ini dianggap penting untuk memperbaiki sistem dan menutup celah yang mungkin terlewat jika hanya satu pihak yang melakukan audit. "Pertukaran informasi dan kemampuan antar pelaku kepentingan sangat penting, apalagi untuk menutupi celah overlook jika hanya satu pihak yang melakukan audit forensik," tegasnya.
Menkominfo juga mencontohkan praktik keamanan siber dari negara lain. Amerika Serikat, misalnya, telah membentuk laboratorium forensik siber dengan kapasitas analisis malware dan gangguan keamanan yang sangat canggih. Sementara itu, Unit Cyber Security Kementerian Digital Malaysia menyediakan berbagai kebutuhan keamanan siber, termasuk analisis barang bukti digital. "Kita jangan sampai ketinggalan. Mitigasi dan resiliensi menjadi hal yang sangat penting karena fokus utamanya memastikan sesuatu dalam sistem dapat kembali beroperasi dengan baik pasca insiden siber," kata Menteri Budi Arie. Ia menambahkan bahwa mitigasi dan resiliensi penting untuk memastikan sistem dapat kembali beroperasi dengan baik setelah insiden siber.
Dengan memperkuat kolaborasi lintas sektor, Menteri Budi Arie optimis bahwa Indonesia dapat mengembangkan ilmu forensik digital yang lebih baik dan menghadirkan ekosistem digital yang lebih aman di masa depan. "Karena kita percaya digitalisasi adalah keniscayaan sehingga aspek security dan keamanan menjadi sangat penting, terutama di sektor digital ekonomi karena penipuan dan jenis kejahatan siber apapun adalah musuh-musuh baru kita," ujarnya. Keamanan data menjadi prioritas utama karena penipuan dan kejahatan siber merupakan ancaman baru yang harus dihadapi.
Dalam seminar tersebut, hadir Sekretaris Utama Badan Standardisasi Nasional, Donny Purnomo, serta Ketua AFDI, Izazi Mubarok, yang turut menyemarakkan diskusi tentang pentingnya keamanan siber di Indonesia.
Kominfo Libatkan Ahli Cyber Security dari Apple untuk Berantas Hacker
Menghadapi meningkatnya ancaman serangan siber, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengambil langkah signifikan dengan mengundang Edwin Permana, seorang ahli cyber security yang kini berkarir di Apple, ke Jakarta. Edwin Permana, yang dikenal sebagai Mr. E, memiliki pengalaman 30 tahun di bidang keamanan siber dengan rekam jejak di perusahaan teknologi ternama seperti IBM, Paypal, Oracle dan eBay.
Dalam kunjungannya ke Kementerian Komunikasi dan Informatika, Edwin Permana menyampaikan, “Komplotan hacker-nya sudah dibereskan semua oleh Kominfo." Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menyatukan solusi dan pencegahan serangan siber agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Edwin Permana yang kini menjabat sebagai Head of Business Development & Infrastructure Engineer di Apple, akan banyak berkontribusi dalam meningkatkan keamanan data di Indonesia. Selain itu, ia juga berencana mengadakan Sekolah Hacker di Jakarta pada tanggal 27 Juli mendatang. Sekolah Hacker ini bertujuan untuk memperbanyak ahli cyber security di Indonesia dengan standar keamanan yang lebih tinggi. Edwin Permana mengungkapkan bahwa kelas ini terbuka untuk semua level, dari pemula hingga profesional.
“Kelas ini untuk memperbanyak ahli cyber security di Indonesia dengan standar keamanan lebih tinggi, yang ini bisa diikuti oleh semua level, baik pemula maupun professional,”kata Edwin.
Sekolah Hacker yang didukung penuh oleh Kominfo bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keamanan data dan membekali generasi muda dengan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan keamanan siber. Edwin Permana berharap bahwa melalui inisiatif ini, Indonesia akan memiliki lebih banyak ahli cyber security yang siap menghadapi berbagai ancaman digital.
Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan keamanan siber di Indonesia akan semakin diperkuat dan ekosistem digital dapat berkembang dengan lebih aman dan terpercaya.