Pendiri Instagram Alami Kegagalan, Aplikasi Artifact Ditutup
- Rita Puspita Sari
- •
- 15 Jan 2024 17.03 WIB
Artifact, aplikasi berita dan media sosial buatan pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Mike Krieger, akan resmi ditutup pada akhir Februari 2024 setelah hanya setahun beroperasi. Kevin Systrom, CEO Artifact, mengumumkan penutupan melalui posting blog di Medium, menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil karena peluang pasar yang terbatas. Meskipun disukai oleh pengguna inti, Systrom menyadari bahwa peluang pasar yang kecil membuat investasi berkelanjutan sulit diwujudkan.
“Kami telah mengambil keputusan untuk menghentikan pengoperasian aplikasi Artifact,” tulis Systrom dalam pernyataan resminya melalui postingan blognya di Medium, pada Sabtu (13/1/2024). “Sangat mudah bagi startup untuk mengabaikan kenyataan ini, namun sering kali mengambil keputusan sulit lebih awal akan lebih baik bagi semua orang yang terlibat,” tulisnya lebih lanjut.
Artifact, yang pertama kali didirikan pada Januari 2023, menyajikan umpan berita berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan telah diperbarui dengan fitur media sosial seperti utas komentar. Meskipun saat ini masih dapat diunduh di Apple App Store dan Google Play Store, sejumlah fitur sudah dihapus sebagai persiapan penutupan. Pengguna tidak dapat membuat komentar atau posting baru, karena Artifact tidak memiliki staf yang cukup untuk mengawasi konten pengguna.
Selain penutupan aplikasi, Kevin Systrom mengumumkan pembubaran tim Artifact yang terdiri dari delapan orang. Meskipun menyatakan rasa terima kasih kepada komunitas Artifact, Systrom mengungkapkan kegembiraannya untuk terus membangun hal-hal baru. "Kami optimistis tentang masa depan dan ingin berterima kasih kepada komunitas kami, karena telah menjadi bagian dari petualangan yang kami sebut Artifact," pungkas Systrom sebagaimana dikutip dari Medium, Senin (15/1/2024).
Posting blog tersebut juga menyentuh pentingnya investasi startup dalam industri berita, mengingat kesulitan yang dihadapi oleh berbagai media dan hubungan yang kurang baik antara penerbit berita dan perusahaan teknologi terkemuka. “Berita dan informasi tetap menjadi area penting bagi investasi startup. Kita berada pada momen yang sangat penting di mana banyak penerbitan ditutup atau mengalami kesulitan, berita lokal hampir punah, dan penerbit besar mempunyai hubungan yang buruk dengan perusahaan teknologi terkemuka,” jelasnya.
Meskipun saat pertama kali diluncurkan, Artifact berhasil membedakan diri dengan memberikan umpan berita yang dipersonalisasi berdasarkan kecerdasan buatan, tampaknya aplikasi ini tidak mampu bersaing dengan kepopuleran media sosial lainnya seperti Reddit dan Twitter (dahulu X). Meski demikian, Systrom berharap teknologi dapat mencari cara untuk mendukung institusi berita dan mengembangkan kecerdasan buatan guna memperbarui industri ini.
“Saya yakin ada orang-orang cerdas yang mengerjakan ide-ide yang akan terus mengejutkan dan menyenangkan kita dalam semua bidang ini. Kami optimis tentang masa depan dan ingin berterima kasih kepada komunitas kami karena telah menjadi bagian dari petualangan yang kami sebut Artifact,” tutupnya.
Hingga penutupan resmi pada akhir Februari, Artifact masih dapat diakses, tetapi sejumlah fitur telah dinonaktifkan. Komunitas Artifact dipanggil untuk mengenang perjalanan aplikasi ini, yang pada awalnya mendapat apresiasi namun akhirnya harus menyerah di tengah persaingan sengit di dunia aplikasi berita dan media sosial.