Otoritas Sita Situs DDoS Penyedia Jasa Serangan Siber


Ilustrasi Cyber Security 12

Ilustrasi Cyber Security

Dalam upaya besar untuk memberantas kejahatan siber, pihak berwenang internasional baru-baru ini berhasil melakukan penindakan terhadap platform daring ilegal. Dalam operasi ini, mereka menangkap dua tersangka, menyita situs yang digunakan untuk perdagangan narkoba, dan menghentikan layanan yang memungkinkan serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS).

Dua tersangka ini, masing-masing berusia 19 dan 28 tahun, berasal dari Darmstadt dan Rhein-Lahn di Jerman. Mereka dicurigai mengoperasikan infrastruktur internet ilegal yang mendukung perdagangan narkoba dan layanan serangan siber. Platform yang mereka kelola, “Flight RCS” dan “Dstat.CC,” dituduh menjadi pusat aktivitas ilegal. “Flight RCS” dikenal sebagai platform penjualan narkoba sintetis yang dapat diakses di internet umum. Narkoba jenis cannabinoid sintetis yang dijual di sana sering kali menyebabkan masalah kesehatan serius, terutama di kalangan muda. Sedangkan “Dstat.CC” berfungsi sebagai penyedia layanan serangan DDoS, memungkinkan siapa saja untuk menyewa layanan serangan tanpa perlu keahlian teknis.

Operasi ini merupakan bagian dari inisiatif global yang disebut “Operation PowerOff,” yang melibatkan kolaborasi antarnegara untuk menghentikan platform yang beroperasi secara ilegal. Dalam rangkaian penggerebekan ini, otoritas Jerman menggeledah tujuh lokasi, sementara negara-negara lain seperti Prancis, Yunani, Islandia, dan AS turut ambil bagian dengan menyita server serta infrastruktur yang terlibat. Dengan menyita infrastruktur teknologi informasi (IT) dari platform-platform ini, pihak berwenang kini memiliki data yang bisa digunakan untuk menyelidiki lebih jauh tentang pelaku dan pengguna layanan ilegal ini.

Tindakan ini adalah bagian dari upaya panjang untuk membongkar jaringan kejahatan siber. Sebelumnya, pada awal tahun ini, sebanyak 50 situs "booter" terbesar yang menawarkan jasa serangan DDoS di seluruh dunia telah berhasil disita. Ini adalah platform yang sering digunakan untuk melakukan serangan DDoS dengan harga terjangkau, dan penggunaannya bahkan telah meluas di kalangan remaja yang ingin mencoba serangan siber. Kolaborasi antara lembaga penegak hukum dari Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Polandia, dan Jerman ini memungkinkan layanan tersebut untuk dihentikan secara efektif.

Badan Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Kehakiman AS juga telah aktif dalam memerangi layanan DDoS berbayar. Mereka berhasil menyita 13 domain yang terkait dengan kegiatan ini, bahkan dalam beberapa kasus melakukan operasi penyamaran untuk menguji efektivitas layanan tersebut. Mereka membuat akun baru dan menggunakan layanan ini pada sistem yang terkontrol untuk membuktikan seberapa mengganggu serangan DDoS yang ditawarkan oleh situs tersebut.

Operasi besar-besaran ini mengirimkan pesan kuat bahwa komunitas internasional semakin bersatu dalam menghadapi ancaman siber, terutama yang berpotensi mengganggu infrastruktur penting, seperti sistem pemilu. FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) memperingatkan bahwa serangan DDoS dapat mengganggu proses selama pemilu 2024 mendatang. Meskipun serangan ini tidak akan mengubah hasil atau integritas pemungutan suara, potensi gangguan tetap perlu diwaspadai.

Hingga tahun 2024, lebih dari 8,5 juta serangan DDoS berhasil ditanggulangi, menunjukkan peningkatan sebesar 20% dari tahun sebelumnya. Lonjakan ini menggambarkan meningkatnya jumlah dan kompleksitas ancaman siber. Operasi “PowerOff” terbaru ini menjadi sinyal tegas bagi pelaku kejahatan siber bahwa otoritas kini memiliki kemampuan yang lebih kuat untuk melacak, menangkap, dan mengungkap identitas mereka di balik layar.

Selain itu, operasi ini juga menyampaikan pesan penting bahwa anonimitas tidak lagi bisa dijadikan tameng dalam dunia digital. Lembaga penegak hukum kini diperlengkapi untuk menangani kejahatan siber dengan lebih efektif, bahkan ketika kejahatan ini dilakukan melintasi batas negara. Upaya kolektif ini bertujuan untuk membuat dunia digital menjadi tempat yang lebih aman bagi semua pengguna internet.


Bagikan artikel ini

Video Terkait