Tepis Hoaks, 1LINK Jamin Keamanan Sistem Perbankan di Pakistan
- Abd. Rofik Budin
- •
- 20 Agt 2024 22.41 WIB
Pada hari Minggu (18/8/2024), 1LINK (Pvt) Limited mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan bahwa tidak ada ancaman siber yang terdeteksi di sistem ATM dan perbankan daring di Pakistan. Pengumuman ini bertujuan untuk menanggapi dan membantah adanya pesan palsu yang beredar di berbagai platform media sosial, yang mengklaim bahwa sistem ATM dan layanan perbankan daring di negara tersebut dalam bahaya.
1LINK, yang merupakan perusahaan milik konsorsium 11 bank, menyarankan masyarakat untuk mengabaikan informasi menyesatkan yang tersebar melalui WhatsApp dan platform lainnya. Informasi yang salah tersebut menyarankan agar masyarakat menghentikan penggunaan ATM dan layanan perbankan daring, yang dapat menimbulkan kepanikan yang tidak perlu.
Dalam siaran persnya, 1LINK menegaskan bahwa Bank Negara Pakistan, bersama dengan bank-bank yang tergabung dan 1LINK, sedang bekerja keras untuk memastikan keamanan infrastruktur keuangan serta sistem pembayaran digital di negara tersebut. Mereka menekankan bahwa protokol TI dan keamanan yang ketat telah diterapkan secara menyeluruh, dan saat ini tidak ada ancaman siber yang teridentifikasi dalam ekosistem ATM serta perbankan daring.
Siaran pers tersebut juga mengacu pada ketakutan serupa yang pernah terjadi pada tahun 2017, ketika serangan ”Wannacry Ransomware” menargetkan sistem Microsoft Windows, termasuk sistem yang digunakan oleh bank. Meskipun serangan tersebut sempat mengkhawatirkan, sektor perbankan Pakistan berhasil mengatasi tantangan tersebut dengan baik, memperkuat keyakinan akan keamanan saat ini.
Untuk meningkatkan keselamatan publik, 1LINK juga menyertakan beberapa pedoman dalam siaran persnya. Mereka menyarankan agar masyarakat tidak membagikan informasi sensitif seperti rincian kartu pembayaran, PIN, OTP, dan kata sandi kepada pihak yang tidak dikenal. Selain itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada saat menggunakan ATM, perbankan online, atau melakukan transaksi di cabang bank. Aktivitas mencurigakan harus segera dilaporkan untuk mencegah potensi risiko keamanan.
Bank sentral Pakistan terus mendorong penerapan kerangka kerja digital guna meningkatkan transparansi dalam perekonomian. Meskipun digitalisasi membawa banyak keuntungan, ia juga menghadapi tantangan seperti ancaman keamanan siber, kesenjangan dalam kesadaran teknologi, serta perlunya edukasi pengguna.
Bulan lalu, sebuah perusahaan keamanan siber mengingatkan warga Pakistan untuk membatasi penggunaan jaringan Wi-Fi publik karena risiko keamanan yang potensial. Mereka menyoroti kerentanan data pribadi seperti login media sosial, rincian perbankan, dan alamat email saat terhubung ke jaringan tersebut. Disarankan agar pengguna mengikuti panduan ketat untuk melindungi identitas digital mereka dan mencegah akses tidak sah ke informasi pribadi dan keuangan.
Dalam berita terkait, Pakistan merencanakan pembentukan ”National Cyber Security Authority” pada tahun depan. Otoritas ini bertujuan untuk mengamankan penyebaran infrastruktur bersertifikat keamanan paling lambat Juli 2028, guna mencegah pelanggaran data dan serangan siber terhadap lembaga nasional serta organisasi swasta.
Pada konferensi 'InfoSec 2024' yang baru-baru ini digelar, Dr. Haider Abbas, Direktur Jenderal dan Kepala National Cyber Emergency Response Team (CERT), mengungkapkan bahwa CERT Nasional akan diubah menjadi National Cyber Security Authority Pakistan pada tahun 2024 atau tahun berikutnya. Selain itu, laporan dari Kaspersky, perusahaan keamanan siber terkemuka, menunjukkan adanya peningkatan 17% dalam keseluruhan ancaman siber di Pakistan pada tahun 2023. Kaspersky juga melaporkan telah memblokir 16 juta serangan siber sepanjang tahun tersebut.
Dengan langkah-langkah proaktif yang sedang diambil, diharapkan Pakistan dapat mengatasi tantangan keamanan siber dan meningkatkan perlindungan terhadap infrastruktur digitalnya, memastikan keamanan dan kepercayaan masyarakat dalam penggunaan layanan perbankan daring dan sistem ATM.