7 Modus Penipuan Terbaru, dari Kode QR hingga File Undangan
- Muhammad Bachtiar Nur Fa'izi
- •
- 18 Okt 2024 08.21 WIB
WhatsApp, sebagai salah satu aplikasi perpesanan terpopuler di dunia, digunakan oleh jutaan orang untuk keperluan pribadi dan bisnis. Namun, popularitasnya juga dimanfaatkan oleh para penjahat dunia maya yang mencoba mengambil data penting atau bahkan akses ke platform keuangan penggunanya. Mereka menggunakan berbagai taktik untuk mencapai tujuan mereka, yang sering kali melibatkan pengiriman pesan dengan lampiran mencurigakan.
Berbagai modus penipuan di WhatsApp telah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa waktu terakhir. Pelaku biasanya mengirimkan pesan disertai lampiran file yang, jika diklik, secara tidak sadar memberi akses kepada penjahat untuk masuk ke perangkat korban. Aksi ini sering kali mengakibatkan kerugian finansial yang besar bagi para korban.
Sebagai pengguna WhatsApp, sangat penting untuk tetap waspada terhadap modus-modus penipuan ini. Mengenali cara kerja mereka bisa membantu Anda menghindari menjadi korban berikutnya. Berikut ini beberapa modus kejahatan yang paling umum digunakan di platform WhatsApp:
-
Modus Kurir Palsu
Pelaku berpura-pura menjadi kurir dari layanan pengiriman terkenal seperti J&T. Mereka mengirim pesan yang menyertakan file apk dengan judul seperti "Lihat Foto Paket". Jika file tersebut dibuka, data korban, termasuk informasi keuangan, akan diambil. Banyak korban mendapati uang di rekening mereka tiba-tiba hilang setelah membuka file tersebut. -
File Undangan Pernikahan Palsu
Dalam modus ini, pelaku mengirim pesan yang tampak seperti undangan pernikahan. Pesan tersebut hanya menyertakan file atau aplikasi dengan judul "Surat Undangan Pernikahan Digital" berukuran sekitar 6,6 MB. Setelah dibuka, pelaku dapat mengakses data di perangkat korban. -
Surat Tilang Palsu
Penipuan ini mirip dengan modus undangan palsu. Pelaku mengirim pesan berisi surat tilang palsu yang disertai file apk berjudul "Surat Tilang 1.0 apk". Pengguna media sosial telah mengingatkan orang lain untuk tidak mengklik file apk yang tidak dikenal karena berisiko tinggi menginfeksi perangkat dengan malware. -
Catut MyTelkomsel
Pelaku mencatut nama aplikasi MyTelkomsel dalam modus ini. Mereka mengirim pesan berisi permintaan untuk mengklik file berbentuk apk. File tersebut meminta izin akses terhadap berbagai fitur di perangkat korban, termasuk foto, video, SMS, dan bahkan akun perbankan digital atau fintech korban. -
Pengumuman Bank Palsu
Penipuan ini mengatasnamakan bank dengan mengirim pesan terkait perubahan tarif transaksi atau biaya transfer yang tidak masuk akal. Di dalam pesan tersebut terdapat link yang mengarahkan korban untuk mengisi formulir. Namun, link tersebut sebenarnya adalah alat untuk mencuri data pribadi korban. -
Undangan Video Call Palsu (VCS)
Pelaku mengirim undangan untuk melakukan video call sex (VCS) dari nomor yang tidak dikenal. Tujuan mereka adalah memeras korban. Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya menyarankan agar mereka yang merasa terancam atau diperas segera meminta bantuan teman yang lebih paham teknologi untuk mengatasi ancaman semacam ini. -
Penipuan Kode QR (Quishing)
Quishing adalah gabungan dari phishing dan QR code. Pelaku memanfaatkan kode QR untuk mengarahkan korban ke situs web berbahaya. Ketika korban memindai kode tersebut, mereka diarahkan ke situs yang bisa melacak aplikasi di perangkat korban atau bahkan lokasi mereka. Menurut laporan Wired, quishing bisa membuat korban tanpa sadar mengunduh malware ke perangkat mereka atau memasukkan kredensial login yang kemudian diambil alih oleh pelaku.
Modus-modus penipuan di atas semakin canggih, dan pelaku terus mencari cara baru untuk mengeksploitasi kelemahan pengguna. Oleh karena itu, penting bagi setiap pengguna WhatsApp untuk tetap waspada dan selalu berhati-hati dalam menerima pesan atau file dari sumber yang tidak dikenal.