Apa Itu Doxware? Kenali Bahaya & Cara Mencegahnya
- Rita Puspita Sari
- •
- 28 Jun 2025 01.24 WIB

Ilustrasi Doxware
Di era digital saat ini, serangan siber terus berkembang dengan tingkat kompleksitas yang mengkhawatirkan. Salah satu bentuk serangan paling merusak yang telah banyak memakan korban adalah ransomware. Namun, dunia keamanan siber kini menghadapi varian yang lebih menakutkan: doxware.
Berbeda dari ransomware biasa, doxware tidak hanya mengunci file korban, tetapi juga mengancam untuk mempublikasikan informasi pribadi atau rahasia jika permintaan tebusan tidak dipenuhi. Artinya, ancaman ini tidak hanya berdampak pada hilangnya akses data, tapi juga dapat merusak reputasi seseorang atau perusahaan secara permanen.
Lantas, apa sebenarnya doxware itu? Bagaimana cara kerjanya? Dan yang terpenting, bagaimana kita bisa melindungi diri dari serangan ini? Artikel ini akan mengulas secara lengkap. Simak sampai selesai ya!
Apa Itu Ransomware?
Sebelum masuk ke dalam pembahasan doxware, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu ransomware.
Ransomware adalah jenis malware (perangkat lunak berbahaya) yang dirancang untuk menginfeksi sistem komputer dan mengunci atau mengenkripsi data pengguna. Setelah infeksi terjadi, peretas akan menuntut tebusan — biasanya dalam bentuk mata uang kripto seperti Bitcoin — untuk membuka kembali akses ke data tersebut.
Dalam banyak kasus, korban bahkan setelah membayar tebusan, tidak selalu mendapatkan data mereka kembali. Oleh karena itu, ancaman ransomware bukan hanya kehilangan akses data, tetapi juga kerugian finansial dan potensi kebocoran informasi sensitif.
Apa Itu Doxware?
Doxware, atau dikenal juga dengan istilah "doxxing ransomware", merupakan jenis ransomware yang lebih ekstrem. Doxware tidak hanya mengenkripsi file korban, tapi juga menyalin dan mencuri informasi penting dari perangkat yang terinfeksi. Informasi ini kemudian digunakan sebagai alat pemerasan tambahan.
Jika korban menolak membayar tebusan, pelaku akan mengancam untuk mempublikasikan informasi pribadi tersebut secara daring, seperti:
- Foto pribadi
- Email sensitif
- Data keuangan
- Dokumen rahasia perusahaan
- Identitas pelanggan
Istilah “doxware” berasal dari gabungan kata “doxing” dan “ransomware”. Doxing sendiri berarti menyebarkan dokumen pribadi seseorang di internet dengan tujuan mempermalukan, melecehkan, atau merusak reputasi.
Cara Kerja Doxware
Doxware pada dasarnya bekerja seperti ransomware biasa dalam tahap awal infeksi. Berikut tahapan umumnya:
- Infeksi Awal
Doxware masuk ke perangkat korban melalui email phishing, lampiran berbahaya, atau situs web berisiko. Beberapa situs palsu bahkan mampu mengeksploitasi kerentanan sistem yang belum diperbarui. - Eksekusi Malware
Setelah berhasil diunduh atau diakses, malware akan berjalan otomatis dan mulai mengenkripsi file di sistem target. - Pencurian Data
Berbeda dengan ransomware biasa, doxware menyalin file penting dan mengirimkannya ke server milik pelaku. - Ancaman Ganda
Korban menerima pesan tebusan yang isinya kurang lebih:
“Bayar tebusan untuk mendapatkan data Anda kembali. Jika tidak, file Anda akan dibocorkan ke publik.” - Eksekusi Ancaman
Jika korban menolak membayar, data tersebut bisa dipublikasikan di situs gelap, media sosial, atau bahkan dikirim langsung ke orang-orang terdekat korban.
Risiko Doxware: Ancaman Nyata Lebih dari Sekadar Kehilangan Data
Serangan doxware bukan sekadar menyandera data seperti ransomware pada umumnya. Doxware (juga dikenal sebagai leakware) mengancam untuk membocorkan data pribadi atau sensitif ke publik jika korban tidak membayar tebusan yang diminta. Ini bisa berdampak serius secara psikologis, reputasi, hingga keuangan. Serangan seperti ini bisa menyasar individu, perusahaan, hingga institusi pemerintahan.
Berikut ini beberapa risiko utama serangan doxware yang perlu Anda pahami:
-
Pencemaran Nama Baik
Salah satu bahaya terbesar dari doxware adalah tersebarnya data pribadi yang memalukan atau bersifat sensitif ke publik. Ini bisa mencakup:- Foto atau video pribadi
- Riwayat komunikasi pribadi
- Informasi medis atau kesehatan mental
- Rahasia bisnis
Jika data tersebut dipublikasikan, korban dapat mengalami perundungan online, pengucilan sosial, bahkan kehancuran hubungan pribadi maupun profesional.
-
Pencurian Identitas
Doxware juga kerap mencuri data identitas lengkap seperti:- Nomor KTP atau paspor
- Nomor NPWP
- Alamat rumah
- Nomor rekening dan data perbankan
Informasi ini bisa digunakan pelaku untuk melakukan penipuan finansial, mengajukan pinjaman online atas nama korban, atau mendaftar ke layanan digital tanpa izin. Risikonya sangat serius karena korban bisa dirugikan secara hukum dan keuangan.
-
Kerugian Finansial
Untuk perusahaan, dampaknya bisa lebih besar lagi:- Kebocoran data pelanggan atau karyawan bisa membuat perusahaan dikenai denda dari regulator karena melanggar aturan perlindungan data seperti UU PDP (Perlindungan Data Pribadi).
- Pelanggan yang kehilangan kepercayaan bisa berhenti menggunakan layanan, dan perusahaan mungkin menghadapi gugatan hukum class action dari pihak yang terdampak.
- Selain itu, kerusakan sistem IT akibat serangan bisa menyebabkan gangguan operasional yang mahal dan panjang, termasuk kebutuhan untuk membangun ulang infrastruktur keamanan.
-
Kehilangan Kepercayaan
Baik individu maupun perusahaan akan menghadapi hilangnya kepercayaan dari publik, klien, bahkan keluarga atau rekan kerja. Dalam era digital saat ini, kepercayaan adalah mata uang yang sangat berharga. Sekali rusak, akan sulit untuk dikembalikan.
Contoh Kasus Doxware
-
Peretasan Data Klinik Terapi Psikologis Vastaamo (Finlandia, 2020)
Ribuan pasien di Finlandia mengalami ketakutan luar biasa ketika klinik psikoterapi Vastaamo diretas. Para pelaku mencuri dan mengancam membocorkan catatan terapi yang sangat pribadi kecuali pasien membayar sejumlah uang secara individu.
Data yang Bocor:- Catatan sesi terapi pribadi pasien (termasuk trauma, masalah keluarga, dan gangguan mental)
- Data pribadi pasien (nama, alamat, NIK)
Dampak:
- Trauma psikologis besar-besaran di seluruh Finlandia
- Pemerintah turun tangan untuk mendampingi korban
- CEO Vastaamo dipecat, dan perusahaan bangkrut
- Salah satu contoh paling tragis dari doxware yang menargetkan kesehatan mental individu
-
Kebocoran Data Netflix – “Orange Is the New Black” (2017)
Kelompok peretas bernama The Dark Overlord berhasil mencuri musim terbaru dari serial populer Netflix “Orange Is the New Black” dari mitra pascaproduksi. Mereka meminta tebusan kepada Netflix. Ketika Netflix menolak membayar, para peretas membocorkan episode secara ilegal ke internet.Dampak:
- Netflix mengalami kerugian finansial dari kebocoran konten premium
- Ancaman terhadap industri hiburan lainnya yang menggunakan jasa pihak ketiga (post-production studio)
- Peringatan keras bahwa rantai suplai digital juga rentan terhadap serangan siber
-
Doxware pada Politisi AS (2016) – Kebocoran Email DNC
Menjelang pemilu presiden Amerika Serikat tahun 2016, email internal dari Partai Demokrat (Democratic National Committee – DNC) diretas dan dibocorkan oleh grup yang dikenal sebagai Fancy Bear (APT28), diduga terkait dengan intelijen Rusia.
Data yang Bocor:- Strategi kampanye
- Email pribadi staf Partai Demokrat
- Data internal pendukung dan donatur
Dampak:
- Munculnya teori konspirasi yang memengaruhi opini publik
- Terjadinya ketidakpercayaan publik terhadap integritas pemilu
- Menyulut konflik diplomatik antara AS dan Rusia
Tips Ampuh Mencegah Serangan Doxware
Mengingat tingginya risiko, langkah pencegahan menjadi sangat penting. Berikut ini lima tips ampuh untuk menghindari serangan doxware:
-
Pelajari dan Waspadai Vektor Infeksi
Cara paling efektif untuk mencegah doxware adalah menghindari infeksi sejak awal. Pelajari cara mengenali email phishing dan situs berbahaya. Beberapa tips sederhana:- Jangan sembarangan membuka lampiran dari email tak dikenal.
- Hindari klik tautan mencurigakan.
- Gunakan pemblokir iklan dan filter email spam.
- Hindari situs bajakan, torrent, atau situs dewasa yang biasanya penuh malware.
-
Selalu Perbarui Perangkat Lunak
Ratusan kerentanan baru ditemukan setiap bulan. Oleh karena itu:- Update sistem operasi, browser, dan aplikasi secara rutin.
- Aktifkan pembaruan otomatis bila tersedia.
- Untuk perusahaan, gunakan layanan manajemen patch dari pihak ketiga jika tim TI kewalahan.
-
Rutin Mencadangkan Data (Backup)
Langkah ini sangat penting:- Gunakan metode backup offline (hard drive eksternal) dan cloud backup secara bersamaan.
- Pastikan file cadangan dipindai malware terlebih dahulu.
- Simpan backup di lokasi yang tidak terkoneksi langsung dengan jaringan utama.
-
Enkripsi Data Sensitif
Meskipun doxware berhasil mencuri data Anda, data yang terenkripsi akan sulit dibaca oleh pelaku jika mereka tidak memiliki kuncinya.- Gunakan software enkripsi untuk file penting.
- Jangan menyimpan kunci dekripsi di tempat yang sama dengan data.
- Terapkan kebijakan enkripsi menyeluruh di lingkungan kerja, terutama untuk data pelanggan dan laporan keuangan.
-
Gunakan Antivirus dan Anti-Malware Berkualitas
Software keamanan yang handal dapat mengenali dan memblokir doxware sejak dini.- Pilih antivirus yang aktif dikembangkan dan sering diperbarui.
- Aktifkan fitur pemindaian waktu nyata (real-time scanning).
- Jadwalkan pemindaian rutin mingguan.
- Untuk perusahaan, pertimbangkan solusi endpoint protection dan firewall internal.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Terkena Doxware?
Jika Anda mencurigai atau sudah menjadi korban serangan doxware, berikut adalah langkah-langkah darurat dan strategis yang perlu dilakukan:
-
Putuskan Koneksi Internet Segera
Langkah pertama: cabut kabel LAN atau matikan koneksi Wi-Fi untuk mencegah pelaku mengakses atau terus mengunggah data Anda ke server mereka.Hindari membuka file mencurigakan atau menyalakan ulang komputer sebelum melakukan investigasi.
-
Laporkan ke Pihak Berwenang
Di Indonesia, Anda dapat melapor ke:- Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)
- Polisi Siber (Direktorat Tindak Pidana Siber, Bareskrim Polri)
Sertakan semua bukti, seperti:
- Tangkapan layar pesan tebusan
- Waktu kejadian
- Aktivitas mencurigakan pada perangkat Anda
Laporan ini penting untuk membantu proses hukum dan mengidentifikasi pola serangan yang mungkin dialami orang lain juga.
-
Jangan Membayar Tebusan
Meskipun Anda tergoda, jangan langsung membayar. Tidak ada jaminan bahwa pelaku akan menghentikan penyebaran data atau menghapus salinannya.Membayar tebusan justru memberikan insentif kepada pelaku untuk terus menyerang korban lain.
-
Hubungi Pakar Keamanan Siber atau Jasa Recovery Data
Segera cari bantuan dari profesional keamanan siber atau layanan pemulihan data terpercaya.Mereka dapat membantu:
- Mengidentifikasi jalur serangan
- Menutup celah keamanan
- Memulihkan data dari cadangan
- Membersihkan malware dari sistem
Jangan mencoba memperbaiki semuanya sendiri jika Anda tidak paham betul, karena bisa memperburuk situasi.
-
Gunakan Software Pemulihan Data (Jika Ada)
Jika data Anda tidak sepenuhnya dienkripsi, mungkin masih ada peluang untuk menggunakan software pemulihan file seperti Recuva, EaseUS, atau Stellar Data Recovery.Namun, ini hanya efektif jika malware belum sepenuhnya merusak file sistem atau menghapus data penting secara permanen.
Kesimpulan:
Doxware adalah bentuk baru dari kejahatan digital yang menyasar dua aspek sekaligus: akses terhadap data dan ancaman terhadap privasi. Serangan jenis ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga psikologis dan reputasional.
Oleh karena itu, tindakan pencegahan menjadi kunci. Dengan meningkatkan kesadaran digital, melakukan backup secara rutin, serta mengamankan data dengan enkripsi dan antivirus, kita bisa meminimalkan risiko dari serangan doxware.
Ingatlah, menjaga keamanan data pribadi dan organisasi adalah tanggung jawab bersama. Jangan tunggu sampai data Anda disandera dan dipermalukan. Bertindaklah sekarang!