Ransomware dan Serangan Siber pada Layanan Fasilitas Kesehatan


Workshop- Ransomware dan Serangan Siber pada Layanan Fasilitas Kesehatan

Workshop- Ransomware dan Serangan Siber pada Layanan Fasilitas Kesehatan

Dalam era digital, industri kesehatan mengalami transformasi besar dengan penerapan teknologi informasi dalam berbagai aspek layanan. Namun, di balik kemajuan ini, ancaman siber seperti ransomware semakin meningkat, mengancam operasional, keamanan data, dan keselamatan pasien. CyberHub Fest 2025 hadir untuk membahas tantangan ini dengan tema “Inovasi Digital dan Ketahanan Siber: Pilar Masa Depan Layanan Kesehatan”. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta memperkuat kolaborasi dalam menjaga keamanan sistem digital di sektor kesehatan.

Salah satu narasumber, Frederic Yolanda, seorang Systems Engineer di Veeam, menjelaskan bagaimana ransomware menyerang layanan fasilitas kesehatan serta solusi dalam mengatasinya, terutama melalui strategi backup dan pemulihan data.

Ancaman Ransomware dalam Sektor Kesehatan
Ransomware adalah serangan siber yang mengenkripsi data korban dan meminta tebusan untuk mengembalikan akses. Dalam sektor kesehatan, dampak ransomware sangat signifikan karena dapat mengganggu layanan kritis, seperti akses rekam medis, jadwal operasi, hingga sistem layanan darurat.

Berdasarkan survei global, sekitar 85% organisasi mengalami serangan ransomware dalam satu tahun terakhir, dengan hanya 16% yang berhasil pulih tanpa membayar tebusan. Lebih buruk lagi, 25% organisasi yang membayar tebusan tetap tidak mendapatkan kembali data mereka. Kasus serangan yang terkenal adalah serangan WannaCry pada 2017, yang melumpuhkan lebih dari 1.200 perangkat medis di Inggris, menyebabkan penundaan layanan darurat dan perawatan pasien. Di Amerika Serikat, pada tahun 2023, tercatat 15 insiden ransomware yang menargetkan 400 institusi kesehatan, dengan total kerugian lebih dari $1,1 miliar.

Dampak Ransomware terhadap Layanan Kesehatan
Serangan ransomware tidak hanya menyebabkan gangguan teknis, tetapi juga berimbas langsung pada layanan kesehatan. Dampaknya meliputi:

  1. Gangguan Operasional
    • Terhambatnya akses rekam medis pasien.
    • Penundaan atau pembatalan operasi dan layanan medis.
    • Gangguan pada layanan darurat rumah sakit.
  2. Kerugian Finansial
    • Biaya besar untuk memulihkan sistem yang terinfeksi.
    • Kehilangan pendapatan akibat layanan yang terganggu.
    • Potensi pembayaran tebusan yang tidak menjamin pemulihan data.
  3. Keselamatan Pasien
    • Terhambatnya perawatan akibat data yang tidak bisa diakses.
    • Risiko salah diagnosa akibat informasi pasien yang tidak tersedia.
    • Dalam kasus ekstrem, dapat menyebabkan kematian pasien karena keterlambatan tindakan medis.

Strategi Pencegahan dan Penanganan Serangan Siber
Menghadapi ancaman ransomware, fasilitas kesehatan harus memiliki strategi pencegahan dan pemulihan yang efektif. Berikut beberapa langkah penting:

  1. Pencegahan Serangan Siber
    Pencegahan adalah langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko serangan ransomware. Beberapa tindakan yang disarankan adalah:
    • Pembaruan Sistem dan Perangkat Lunak
      Rutin memperbarui sistem operasi dan perangkat lunak untuk menutup celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh peretas.
    • Firewall dan Antivirus yang Kuat
      Menggunakan sistem keamanan yang dapat mendeteksi dan mencegah serangan sejak dini.
    • Kontrol Akses yang Ketat
      Menerapkan autentikasi ganda (MFA) dan membatasi akses ke sistem penting hanya untuk personel yang berwenang.
    • Pelatihan Kesadaran Siber
      Melatih tenaga medis dan staf administrasi agar waspada terhadap serangan phishing dan praktik keamanan data yang baik.
    • Simulasi dan Rencana Tanggap Darurat
      Melakukan simulasi serangan siber secara berkala untuk menguji kesiapan organisasi dalam menangani insiden nyata.
  1. Langkah Penanganan Saat Terkena Serangan
    Jika fasilitas kesehatan mengalami serangan ransomware, langkah-langkah berikut dapat membantu mengurangi dampaknya:
    • Isolasi Sistem yang Terinfeksi
      Memutus jaringan perangkat yang terkena serangan untuk mencegah penyebaran malware ke sistem lain.
    • Identifikasi dan Analisis Ancaman
      Melakukan investigasi forensik untuk memahami skala serangan dan mengidentifikasi sistem yang terkena dampak.
    • Jangan Langsung Melakukan Pemulihan Tanpa Analisis
      Menghindari pemulihan sistem secara tergesa-gesa yang bisa menyebabkan infeksi ulang akibat malware yang masih tersembunyi.
    • Pelaporan Insiden ke Otoritas Terkait
      Melaporkan serangan ke instansi yang berwenang untuk membantu investigasi lebih lanjut dan mencegah serangan serupa di masa depan.

Peran Backup dalam Mengatasi Ransomware
Salah satu solusi paling efektif dalam menghadapi serangan ransomware adalah memiliki sistem backup yang andal. Frederic Yolanda dari Veeam menekankan pentingnya strategi backup yang dapat memastikan data tetap aman dan dapat dipulihkan dengan cepat.

  1. Metode Backup yang Efektif
    Veeam merekomendasikan metode backup yang disebut Metodologi 3-2-1-1-0, yaitu:
    • 3 salinan data harus dibuat.
    • 2 salinan harus disimpan di media berbeda.
    • 1 salinan harus disimpan di lokasi berbeda.
    • 1 salinan harus bersifat immutable (tidak bisa diubah/hapus oleh malware).
    • 0 kesalahan dalam verifikasi backup (backup harus selalu diuji keamanannya).
  2. Teknologi Backup Veeam
    Veeam menawarkan solusi backup modern dengan fitur-fitur unggulan:
    • Veeam Threat Center: Sistem pemantauan ancaman ransomware secara real-time.
    • Incident API: Integrasi dengan sistem keamanan pihak ketiga seperti EDR/XDR untuk deteksi dini serangan.
    • Recovery Orchestration: Otomatisasi proses pemulihan untuk mempercepat restorasi data pasca-serangan.
  3. Proses Pemulihan Data yang Aman
    Setelah serangan terjadi, langkah pemulihan yang tepat harus dilakukan untuk memastikan data yang dikembalikan benar-benar bersih dari malware. Hal ini mencakup:
    • Pemindaian mendalam sebelum merestorasi data.
    • Menggunakan backup yang telah diuji keamanannya.
    • Menerapkan enkripsi dan perlindungan tambahan pada backup untuk mencegah manipulasi oleh peretas.

Kesimpulan
Ransomware adalah ancaman serius bagi layanan kesehatan, dengan dampak besar pada operasional, keuangan, dan keselamatan pasien. Pencegahan melalui sistem keamanan yang kuat, pelatihan kesadaran siber, dan perencanaan tanggap darurat sangat penting untuk mengurangi risiko serangan.

Namun, strategi backup yang efektif adalah solusi utama dalam memastikan fasilitas kesehatan dapat pulih dengan cepat dan aman setelah serangan terjadi. Metodologi 3-2-1-1-0 yang disarankan oleh Veeam dapat menjadi standar terbaik dalam menjaga keamanan data.

Dalam menghadapi dunia digital yang semakin kompleks, sektor kesehatan harus beradaptasi dengan solusi keamanan yang canggih agar dapat terus memberikan layanan terbaik tanpa terhambat oleh ancaman siber.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Berlangganan

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru.

Video Terkait