Nvidia Targetkan 100 Juta Asisten AI untuk Dorong Produktivitas
- Pabila Syaftahan
- •
- 18 Okt 2024 12.50 WIB
CEO Nvidia, Jensen Huang, baru-baru ini mengungkapkan pandangannya tentang masa depan kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan produktivitas perusahaan. Dalam sebuah podcast yang dirilis pada Minggu, Huang menjelaskan bahwa Nvidia berambisi untuk mengembangkan hingga 100 juta asisten AI yang akan mendukung berbagai fungsi operasional perusahaan di masa mendatang. Menurut Huang, asisten-asisten AI ini akan membantu mengelola tugas-tugas yang kompleks dengan cara membaginya menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan lebih mudah diatur, sehingga mendukung peningkatan efisiensi.
Huang menekankan bahwa Nvidia saat ini memiliki sekitar 50.000 karyawan, dan keberadaan agen AI akan semakin mempercepat proses penyelesaian tugas. Teknologi AI telah diaplikasikan di beberapa bidang penting, seperti keamanan siber, desain chip, dan rekayasa perangkat lunak. Para agen AI ini juga akan bekerja berdampingan dengan manusia serta berkolaborasi melalui berbagai platform komunikasi seperti Slack.
Dalam pandangannya, Huang menekankan bahwa meskipun AI semakin berkembang dan digunakan secara luas, manusia tetap akan memainkan peran sentral sebagai pengambil keputusan utama. Agen AI akan berfungsi sebagai alat yang membantu manusia dalam menyelesaikan masalah secara otomatis dan cepat. Ia percaya bahwa AI tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membuka banyak peluang baru dalam dunia kerja, menciptakan lapangan pekerjaan di berbagai sektor.
Nvidia, yang awalnya dikenal karena inovasinya dalam memproduksi unit pemrosesan grafis (GPU), kini menjadi salah satu perusahaan terkemuka dalam pengembangan teknologi AI. Sejak didirikan pada tahun 1993, perusahaan ini telah berkembang pesat, terutama karena investasi besar-besaran di sektor AI. Peningkatan permintaan untuk GPU Nvidia, khususnya seri H100 dan H200, telah mendorong perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksinya guna memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Nvidia juga berhasil mencatatkan lonjakan nilai pasar saham yang signifikan, menjadikannya salah satu perusahaan bernilai tinggi di dunia. Pertumbuhan ini seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi AI di berbagai industri, yang memperkuat posisi Nvidia sebagai pemain utama dalam industri tersebut.
Namun, meskipun Nvidia saat ini mendominasi pasar chip AI, beberapa pengamat industri memperingatkan bahwa dominasi ini mungkin tidak akan bertahan lama. Chey Tae-won, Ketua Kamar Dagang dan Industri Korea (KCCI) sekaligus CEO SK Group, membandingkan situasi ini dengan fenomena California Gold Rush pada pertengahan abad ke-19. Menurutnya, dalam sejarah tersebut, para penjual peralatan dan kebutuhan penambanglah yang meraih keuntungan besar, sementara mereka yang menggali emas sering kali tidak memperoleh hasil yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia AI, perusahaan yang menyediakan alat dan infrastruktur mungkin akan meraih keuntungan lebih besar daripada mereka yang hanya menggunakan teknologi AI.
Di tengah tren perkembangan teknologi AI ini, Huang juga berbicara tentang pencapaiannya secara pribadi. Keberhasilan Nvidia dalam memanfaatkan peluang besar di era AI telah membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di dunia, dengan kekayaannya yang melonjak pesat. Huang saat ini masuk dalam daftar 20 orang terkaya di dunia, mencerminkan dampak besar yang dihasilkan oleh teknologi dan inovasi AI terhadap nilai pasar perusahaan dan kekayaannya secara pribadi.
Di sisi lain, beberapa eksekutif terkemuka dari perusahaan lain juga turut mendukung pengembangan agen AI untuk mempercepat pertumbuhan bisnis mereka. CEO Salesforce, Marc Benioff, dan CEO Google, Sundar Pichai, misalnya, telah menempatkan AI sebagai prioritas dalam strategi pengembangan perusahaan mereka. Kedua eksekutif ini melihat AI sebagai alat yang dapat mengubah cara kerja perusahaan, memfasilitasi otomatisasi, dan mempercepat berbagai proses bisnis yang sebelumnya memerlukan waktu dan upaya yang besar.
Secara keseluruhan, visi Jensen Huang tentang masa depan AI menunjukkan optimisme yang kuat terhadap potensi teknologi ini dalam meningkatkan produktivitas dan menciptakan peluang baru. Dengan AI yang semakin terintegrasi dalam operasi bisnis, Nvidia berencana untuk terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin di pasar teknologi AI, sambil tetap menempatkan manusia sebagai pengambil keputusan utama dalam setiap proses yang melibatkan agen AI.