Mahasiswa UGM Ciptakan SmarV: Solusi Tunanetra Mengenali Obat
- Nikita Dewi Kurnia Salwa
- •
- 10 Okt 2024 16.00 WIB
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM KC) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2024 memperkenalkan inovasi menarik berupa alat pendeteksi obat yang menggunakan algoritma deep learning dengan keluaran suara. Prototipe alat ini, yang dinamakan SmarV (Smart Vision), dirancang khusus untuk membantu individu dengan disabilitas netra dalam mengenali, memahami kegunaan, dan mengetahui aturan konsumsi obat yang dideteksi dengan suara.
Prototipe SmarV merupakan hasil kolaborasi lima mahasiswa UGM dari berbagai disiplin ilmu di bawah bimbingan Dr. Ir. Nur Abdillah Siddiq, S.T, IPP. dari Fakultas Teknik. Anggota tim SmarV terdiri dari: Wahyu Putra Ardana (Teknik Nuklir, 2022), Faundra Pratama Sukma (Teknologi Informasi, 2022), Naurin Yara Zalilah (Farmasi, 2022), Johan Pramudito Alexander (Teknologi Informasi, 2022), dan Muhammad Ikbal (Elektronika dan Instrumentasi, 2023).
SmarV menggunakan algoritma deep learning terbaru yang dikenal sebagai YOLOv9 untuk melakukan deteksi dan pengenalan obat. Teknologi ini memungkinkan alat tersebut untuk mengidentifikasi obat dengan cepat dan akurat, serta menyampaikan informasi terkait obat melalui suara. Pengguna hanya perlu meletakkan obat di depan kamera SmarV, dan alat ini akan secara otomatis mengenali obat tersebut serta memberikan informasi yang relevan. Selain itu, SmarV dilengkapi dengan sensor yang berfungsi meningkatkan akurasi deteksi oleh kamera, serta memberikan pengingat kepada pengguna untuk mengonsumsi obat pada waktu yang ditentukan.
Salah satu fitur menarik dari SmarV adalah kemampuan Internet of Things (IoT)-nya, yang memungkinkan pengiriman pesan melalui WhatsApp kepada pengguna serta pendamping atau wali mereka, berisi informasi mengenai obat yang telah terdeteksi dan pengingat untuk konsumsi obat. Fitur ini bertujuan untuk memantau kondisi pengguna dan mencegah kemungkinan kesalahan atau masalah terkait penggunaan obat. Selain itu, prototipe ini juga dilengkapi dengan Braille, yang memudahkan penyandang disabilitas netra dalam mengoperasikan alat ini. SmarV dirancang untuk bersifat portable, menggunakan power bank sebagai sumber daya, sehingga memudahkan pengguna dalam membawa alat ini ke mana pun mereka pergi.
Manfaat dan tujuan SmarV bagi penyandang disabilitas netra sangat signifikan. Alat ini dapat membantu mereka mengenali nama obat yang perlu dikonsumsi, memahami aturan pemakaian termasuk dosis dan frekuensi konsumsi, serta mencegah kesalahan dalam pengobatan dan lupa minum obat. Dengan adanya SmarV, diharapkan akan ada peningkatan kepatuhan terhadap jadwal konsumsi obat, serta mengurangi ketergantungan penyandang disabilitas netra pada bantuan orang lain dalam mengelola pengobatan mereka sendiri.
Naurin Yara Zalilah, salah satu anggota tim, mengungkapkan harapannya terkait dampak positif dari SmarV. Ia menyatakan bahwa alat ini dapat meningkatkan inklusivitas bagi penyandang disabilitas netra dalam mengakses informasi kesehatan dan obat-obatan. Inovasi ini tidak hanya memberikan kemudahan dan keamanan dalam penggunaan obat, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan teknologi yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas. Naurin menambahkan bahwa di masa depan, SmarV dapat diadaptasi dan dikembangkan lebih lanjut untuk aplikasi kesehatan lainnya, yang akan menjadikan kehidupan sehari-hari penyandang disabilitas netra lebih mandiri dan terintegrasi dalam masyarakat.
Tim PKM KC UGM 2024 menunjukkan bahwa dengan kolaborasi antar disiplin ilmu serta pemanfaatan teknologi mutakhir, inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dapat diwujudkan. SmarV menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat diintegrasikan untuk menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan berbagai fitur dan manfaat yang ditawarkan, SmarV berpotensi menjadi alat penting dalam meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas netra, serta memberikan mereka lebih banyak kebebasan dan kontrol dalam pengobatan mereka. Inovasi ini membuktikan bahwa teknologi dapat berperan besar dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif bagi semua orang, terutama bagi mereka yang membutuhkan perhatian khusus.